Rabu, 18 November 2009

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

A. Pengertian Sistem Informasi Geografis
  • Sistem Informasi adalah keterpaduan kerja untuk mendapatkan informasi dalam pengambilan keputusan.
  • Informasi Geografis adalah kumpulan data atau fakta terkait dengan lokasi keruangan di permukaan bumi, disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi baru yang bersifat geografis dan berbeda dari sumber data awalnya ketika masih terpisah-pisah.
  • Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu perangkat untuk mengumpulkan, menyimpan, menampilkan, dan mengkorelasikan data spasial dari fenomena geografis untuk dianalisis dan hasilnya dikomunikasikan kepada pemakai data, bagi keperluan pengambilan keputusan.

B. Komponen Sistem Informasi Geografis
Sebagai suatu sistem, SIG memiliki sejumlah komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen SIG dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu perangkata keras (hardware), aplikasi perangkat lunak (software), dan kemampuan mengorganisasikan sistem termasuk unsur keterampilan manusia (brainware).

1. Komponen perangkat lunak (software) terdiri atas data masukan (input data), manajemen basis data, data luaran, perubahan data, dan interaksi dengan pengguna.

2. Komponen kemampuan pengorganisasian sistem, termasuk keahlian manusia untuk menjalankan sistem informasi geografis tersebut.
3. Komponen perangkat keras (hardware) terdiri atas unit komputer yang lengkap dengan jaringan intranet atau internet, CD-ROM drive, printer, digitizer, dan plotter. Semua peralatan tersebut akan lebih memudahkan pekerjaan kita. Apalagi sistem kerja yang mengahruskan kita menggunakan sistem jaringan (LAN-Local Area Network).


Berkaitan dengan komponen SIG, berikut akan dibahas tentang komponen yang terkait dengan perangkat lunak dan pengorganisasian sistem. Adapun penjelasan tentang perangkat keras dapat anda pelajari pada sumber lain tentang teknologi informasi.
Proses penggunaan perangkat lunak terdiri atas kegiatan input data, manajemen basis data, data luaran atau data yang dipresentasikan, perubahan data, dan interaksi dengan pengguna.

1. Kegiatan input data SIG
  • Data SIG adalah catatan yang mempunyai ciri dan berkaitan dengan fenomena tertentu. Data dalam SIG dibagi dalam dua bagian, yaitu data grafis dan data nongrafis. Data grafis adalah data yang disimpan dalam bentuk titik, garis, dan area. Data tersebut merupakan ketampakan yang dapat dilihat dalam titik koordinat letak, simbol, dan tata nama. Data nongrafis adalah data yang menunjukkan karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antarketampakan dalam peta atau data grafis. Data nongrafis dalam sig lebih bersifat fleksibel karena dapat digabung dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan dari sebuah peta. Sumber data sig dapat diperoleh dari peta, foto udara citra satelit, dan hasil observasi lapangan. Semua sumber data tersebut masuk dalam sistem sofware yang disebut data input.
  • Cara memasukkan data sig dapat dilakukan dengan tiga, yaitu penyiaman atau scanning, digitasi, dan tabulasi. Masing-masing cara memberikan data dengan struktur dan karakteristik data yang berbeda-beda.
  • Penyiaman (scanning) adalah proses pengubahan data grafik kontinu menjadi data grafis diskret yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar (pixcel). Proses penyiaman ini dapat dilakukan dari suatu wahana dengan jarak tertentu dari obyek, misalnya satelit atau pesawat udara, tetapi dapat pula melalui suatu penyiam meja (portable scanner). Obyek yang disiam adalah obyek di permukaan bumi, sedangkan jika menggunakan penyiam meja obyek yang disiam adalah gambar analog (peta).
  • Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital dalm struktur vektor. Berbeda dengan data berstruktur raster, data berstruktur vektor dapat disimpan secara sistematis dalam bentuk titik (point), garis (line), dan bidang (area atau poligon).
  • Tabulasi adalah proses pemasukan data atribut sig dengan pembuatan tabel. Pembuatan tabel dalam sig sangat penting karena tidak semua data sig dalam bentuk grafis, tetapi ada juga yang berbentuk nongrafis.
2. Kegiatan penyimpanan dan manajemen basis data
  • Ruang lingkup kegiatannya, yaitu penyimpanan data dengan teratur dalam sistem tertentu dan manajemen basis data terkait dengan data lokasi, keterkaitan data (topologi) antarunsur sifat geografis lainnya.
3. Kegiatan presentasi data yang telah diolah (data output)
  • Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pelaporan. Jenis tampilan data SIG dapat berupa peta, tabel, grafik, atau video. Berikut ditampilkan bagan kegiatan pelaporan data SIG.
4. Kegiatan transformasi data
  • Kegiatan ini merupakan kegiatan dalam bentuk pemeliharaan dan pembaharuan (updating), penggunaan atau pemamfaatan data, serta analisis.
5. Kegiatan interaksi dengan pengguna
  • Kegiatan ini merupakan proses interaksi pengguna dengan informasi yang dihasilkan oleh SIG.

C. Tahapan Kerja dalam Sistem Informasi Geografis
Pembuatan peta dan anlisisnya dalam SIG dilakukan dengan tahapan kerja sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi lima sub kegiatan yang menjadi dasar dalam pengoperasian SIG.
  • Kajian kebutuhan, artinya mengkaji tentang informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
  • Pembuatan konsep yang akan dibutuhkan dan rencana analisis (tumpang-susun) antara peta-peta tematik yang akan dibuat.
  • Menyiapkan peta dasar yang diperlukan.
  • Merancang siklus basis data yang akan dibangun. Membangun basis data adalah konsep rencana pengorganisasian data yang akan dimasukkan dalam sistem.
  • Menentukan prosedur kerja dalam pemasukan data kedalam sistem komputer, misalnya semua simbol poligon didigitasi lebih dahulu.
2. Tahap Digitasi Peta
Pada tahap ini peta yang masih dalam bentuk lembaran kertas atau yang lainnya diubah kedalam format digital, yaitu format yang dapat dibaca dan diolah oleh komputer. Alat untuk memindahkan tersebut dinamakan Digitizer.
Setelah menjadi format digital maka peta tersebut siap didigit sesuai dengan konsep dan prosedur kerja yang telah dirancang.
3. Tahap Editing
Data dalam bentuk peta yang telah didigitasi biasanya masih memiliki kesalahan. Kesalahan tersebut umumnya terjadi karena ketidaktelitian dalam proses digitasi. Untuk meminimalisasinya maka dilakukan editing.
4. Tahap Konversi
Tahap konversi adalah tahap penyesuaian koordinat peta yang semula masih dalam koordinat meja digitasi kedalam koordinat lintang dan meridian bumi yang sesungguhnya. Koordinat meja digitasi adalah koordinat yang diperlukan agar pembuatan peta tidak ngacak. Oleh karana bersifat sementara, perlu diubah dalam koordinat lintang dan meridian dengan menggunakan koordinat Universal Transverse Mercator (UTM).
Keuntungannya dapat menentukan luas dari ketampakan pada peta karena satuan dalam UTM adalah meter.
5. Tahap Anotasi
Tahap anotasi adalah tahap dilakukannya pemberian nama terhadap berbagai objek yang ada di peta. Misalnya nama sungai, nama kota, atau nama gunung.
6. Tahap Pemberian Label (Labelling)
Setiap kenampakan yang ada dalam peta akan diberi label. Fungsi label adalah sebagai identitas dari kenampakan yang ada dipeta. Identitas ini berguna untuk membuat hubungan antara data grafis dan nongrafisnya.
7. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data adalah tahap pengukuran panjang dan luas pada peta sampai pada penggabungan beberapa peta dengan cara tumpang susun (overlay) untuk menghasilkan peta baru
8. Tahap Pelaporan Atau Data Keluaran
Tahap ini dapat dilakukan dalam bentuk tampilan pada layar monitor komputer atau dicetak melalui printer. Dalam pelaporan, semua informasi hasil tumpang susun ditampilkanlebih menarik, misalnya pewarnaan yang lebih sederhana tapi indah.
9. Tahap Menghubungkan Basis Data Dengan Jaringan (Network)
Jika perlu tahap selanjutnya adalah menghubungkan basis data dengan jaringan (network) melalui intranet atau internet agar dapat diakses oleh orang lain.

D. Pengoperasian Data Sistem Informasi Geografis (SIG) secara Konvensional
Saat ini pengoperasian SIG telah banyak dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer melalui program tertentu, misalnya ArcInfo atau MapInfo. Tetapi secara konvensional dilakukan dengan menggunakan teknik kartografis atau pemetaan pada umumnya. Pemasukan data dilakukan dengan menggambar peta selembar kertas dengan menggunakan peralatan kartografis, seperti rapido, lettering set, pensil dan alat gambar lainnya. Sumber datanya sama dengan sumber data yang digunakan dalam SIG yang telah menggunakan perangkat komputer , yaitu dari data hasil penginderaan jauh, survei lapangan, dan data tematik lainnya. Data yang dimasukkan dan disimpan dalam bentuk simbol, titik, garis, dan area (poligon). Masing-masing objek pada peta tersebut diberi keterangan dalam peta legenda.

E. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam kajian Geografi
SIG sebenarnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kajian geografi, tetapi dimanfaatkan pula oleh bidang ilmu pengetahuan lainnya, seperti geologi, hidrologi, perencanaan wilayah atau kota (planologi), dan kehutanan. Pemanfaatan SIG dalam kajian geografi berkaitan dengan kemampuan SIG itu sendiri, yaitu sebagai berikut.
a. Menunjukkan lokasi suatu fenomena dan menganalisis karakteristik fenomena tersebut.
b. Mencari lokasi yang memenuhi persyaratan tertentu.
c. Menyajikan kecenderungan perkembangan atau perubahan pada suatu daerah.
d. Menganalisis pola dari suatu fenomena.
e. Membuat model-model pengembangan dan pengelolaan, misalnya model pengelolaan hutan.

Pemanfaatan SIG dalam kajian geografi adalah dalam topik-topik antara lain sebagai berikut.
1. Penentuan letak ibu kota atau pusat pertumbuhan wilayah.
2. Perencanaan tata ruang.
3. Evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan.
4. Penentuan tingkat bahaya erosi suatu kawasan.
5. Penentuan arahan pemanfaatan lahan
6. Rehabilitasi dan konservasi lahan.
7. Analisis tentang lingkungan.
8. Prediksi ketinggian banjir dan kekeringan lingkungan.
9. Prediksi kebakaran hutan.